Site icon Red Hat Blog

Wujudkan Swasembada Daging, Indonesia Butuh Peternak Muda

peternakan sapi potong

Peternakan sapi potong

Bicara soal daging sapi, Indonesia tidak pernah bisa lepas dari yang namanya daging impor. Besarnya daging yang diimpor menjadi peluang untuk berbuat KKN bagi para bandit impor. Sebuah partai besar pun goyah gara-gara ikutan kasus daging impor, ketua partainya pun menjadi pesakitan sekarang. Partai besar aja berebut ‘daging’, artinya daging tersebut sangat ‘enak’, ya bukan? Lalu bagaimana dengan mimpi swasembada daging Indonesia, kapan bisa terwujud?

Adanya praktek KKN dan komisi dalam proses impor daging, karena alasan itulah sampai saat ini belum ada yang namanya dalam kamus KBBI kalimat: swasembada daging Indonesia. Dalam proses impor daging, negara memberikan kuota berapa banyak daging yang harus diimpor dari luar negeri. Perusahaan-perusahaan berlomba ikut tender. Perusahaan yang menang tender untuk mengimpor daging sapi tentu harus membayar sejumlah uang ke pejabat atau panitia tender supaya lolos. Ini bukan isu belaka, banyak orang sudah tahu. Karena itu, kalau Indonesia sampai bisa berswasembada daging, maka impor akan berkurang, akibatnya para panitia tender tidak mendapat komisi lagi. Mungkin itulah penyebab daging impor selalu dilakukan tiap tahun.

Indonesia adalah memiliki jutaan lahan subur yang ditumbuhi rumput. Lihat saja Kalimantan dan Sumatera, jutaan lahan sawit terhampar disana. Bagaimana kalau lahan sawit ini sekaligus dikembangkan sebagai sentra peternakan sapi? Bukankah di bawah tanaman sawit cuma ditanami rumput saja?

Lahan sawit yang terbentang luas dengan potensi rumputnya, bisa dijadikan sentra peternakan sapi

Dengan memanfaatkan lahan sawit menurut saya peternakan sapi kelas wahid bisa dibuka. Belum lagi potensi sabana di daerah NTB dan NTT, bila mampu dioptimalkan bukan tidak mungkin peternakan sapi bisa dibuka disana.

Sabana di NTB dan NTT adalah modal bagus untuk membuka peternakan sapi

Saya membaca berita dari YahooNews, menurut Gubernur Jawa Barat, kunci swasembada daging adalah melalui pembibitan sendiri. Saat ini memang sebagian besar bibit sapi didatangkan dari luar negeri. Hal itulah yang membuat bibit kita tidak pernah berkembang karena tidak pernah jadi perhatian pemerintah. Perhatian memang ada, tapi tidak seberapa besar.

Sekali lagi, saya mengajak para sarjana peternakan dan afiliasinya. Hentikan pola pikir kalian untuk bekerja di sebuah peternakan besar di luar negeri. Coba pulang ke kampung halaman dan berdayakan warga di kampung untuk mengembangkan sapi unggul. Indonesia butuh para sarjana muda ini, selain karena masih muda dan semangatnya menyala, tenaga mereka juga masih prima. Berbeda dengan peternak yang sudah tua, asal sapinya bisa tumbuh besar dan laku dijual itu sudah cukup. Peternak muda memiliki pikiran liar, bukan hanya sekedar menjual sapi potong, tapi bagaimana bisa memberikan nilai tambah bagi masyarakat di sekitar peternakan.

Exit mobile version